Apple dan Steve Jobs

Presentasi iPhone 4

Presentasi iPhone 4

Tulisan ini terinspirasi dari postingannya mas Danikurniawan tentang Apple. Hampir sama dengan mas Dani, saya sangat mengagumi prinsip-prinsip atau nilai-nilai, budaya, dan teknologi yang ada dalam perusahaan Apple minus produknya. Kenapa minus produknya? Jawabannya karena produk-produk Apple tidak rasional dengan kantong saya 😀

Selain perusahaan dan produk Apple yang fenomenal, sosok Steve Jobs pun tak kalah fenomenal. Hanya untuk dapat mengikuti presentasi lounching produk terbaru Apple, pengunjung harus antri berhari-hari. Dan kehebatan presentasi Steve Jobs pun tersaji dalam buku “Rahasia Presentasi Steve jobs” yang ditulis oleh Carmine Gallo.

Dalam buku ini, diceritakan bahwa Steve Jobs selalu membuat sebuah plot cerita layaknya sebuah drama ketika melakukan sebuah presentasi. Jadi ada alur ceritanya, kemudian tokoh protagonist dan antagonis.

Terus terang, pada awalnya saya agak bingung. Bagaimana membuat sebuah tokoh antagonis dan protagonist, sedangkan yang dipresentasikan Steve Jobs merupakan sebuah produk. Bukan sebuah drama film ataupun sinetron.

Pada bagian akhir tulisan ini, saya akan memberi satu contoh agar teman-teman tidak bingung seperti saya 😀

Selain plot cerita, dalam setiap presentasinya, Steve Jobs sangat memperhatikan slide-slide yang akan ia tampilkan. Ada hal yang sangat dihindari Steve Jobs dalam slidenya yaitu penggunaan bullet dalam poin-poin yang ia sampaikan.

Selain itu, ada satu hal lagi yang harus diingat, yang terpenting dari slide yang ditampilkan ialah ceritanya. Bukan tampilan slidenya. Cerita yang akan menangkap imajinasi audiens.

Contoh presentasi keynote iPhone dari Steve Jobs. Contoh dibawah mengutip dari buku Rahasia Presentasi Steve Jobs halaman 61-62.

Jika ingin mengetahui dramatisasi presentasi Steve Jobs, Anda bisa menyaksikannya lewat di YouTube.

    Kata-kata Steve                                                      Slide Steve

“Telepon yang paling canggih disebut sebagai ‘telepon pintar’, begitu katanya.”

Telepon pintar
“Mereka biasanya menggabungkan sebuah telepon plus email plus internet.” Telepon pintarTelepon + email + Internet
“Masalahnya adalah bahwa telepon itu tidak begitu pintar dan tidak begitu mudah dipakai. Telepon itu sangat kompleks. Yang ingin kami lakukan adalah membuat sebuah lompatan produk yang jauh lebih pintar daripada perangkat ponsel yang sudah ada.” Telepon pintarTidak begitu pintar.Tidak begitu mudah dipakai
“Jadi kami akan menemukan kembali telepon. Kami akan memulainya dengan user interface yang revolusioner.” UI yang revolusioner
“Ini adalah hasil dari riset dan pengembangan bertahun-tahun.” UI yang revolusionerRiset dan penggembangan selama bertahun-tahun
“Mengapa kita memerlukan UI yang revolusioner? Berikut ini adalah empat telepon pintar: Motorolla Q, Blackberry, Palm treo, Nokia E62-tersangka yang biasa dijumpai.” Gambar empat telepon pintar yang ada: Motorolla Q, Blackberry, Palm treo, Nokia E62
“Apa yang salah dengan UI-nya? Masalahnya dengan telepon-telepon itu adalah 40 tombol di bawah (menunjuk pada keyboard pada telepon). Telepon itu semua memajang keyboard yang entah Anda memerlukannya atau tidak. Dan semuanya mempunyai tombol control yang menetap dan sama untuk setiap aplikasi. Nah, setiap aplikasi ingin UI yang sedikit berbeda, seperangkat tombol yang dioptimalkan khusus untuk itu. Dan apa yang terjadi jika Anda memikirkan sebuah ide besar 6 bulan dari sekarang? Anda tidak dapatmenambahkan sebuah tombol untuk hal-hal ini. Tombol itu sudah menetap. Jadi, apa yang akan Anda lakukan?” Separo atas setiap gambar menghilang, menyisakan separuh bawahnya-keyboard-nya
“Yang akan kita lakukan adalah semua tombol-tombol ini dan membuat sebuah layar raksasa saja.” Gambar iPhone
“Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan ini? Kita tidak ingin membawa-bawa mouse. Jadi, apa yang akan kita lakukan? Sebuah stylus, bukan? Kita akan memakai sebuah stylus.” Gambar iPhone di samping sebuah stylus muncul
“Tidak (tertawa). Siapa juga yang menginginkan sebuah stylus? Anda harus mengeluarkannya, menaruhnya_terus hilang. Wah, tidak ada orang menginginkan stylus.” Kata-kata muncul di sebelah gambar: Siapa yang menginginkan sebuah stylus?
“Jadi, kita tidak usah memakai stylus. Kita akan memakai alat penunjuk terbaik di dunia-perangkat menunjuk yang kita bawa sejak lahir. Kita lahir dengan membawa sepuluh. Kita akan memakai jari-jari kita.” Stylus menghilang dan gambar jari telunjuk muncul di sebelah iPhone
“Kami telah menemukan sebuah teknologi baru yang disebut ‘multi-touch’, yang sangat fenomenal.” Jari menghilang, dan kata-kata muncul: Multi-Touch
“Cara kerjanya sangat ajaib. Anda tidak memerlukan stylus. Akurasinya jauh lebih baik daripada layar sentuh manapun yang sudah ada. Layar ini mengabaikan sentuhan yang tidak disengaja. Layar ini super pintar. Anda dapat melakukan gerakan dengan banyak jari padanya, dan kami sudah mematenkannya!” (audiens tertawa) Kata-kata muncul dikanan atas. Cara kerjanya ajaibTidak ada stylusJauh lebih akuratMengabaikan sentuhan yang tidak disengajaGerakkan dengan banyak jariDi patenkan.

Apple dan Steve Jobs memang fenomenal. Baru-baru ini ketika apple meluncurkan produk barunya di Singapura, hanya dalam waktu tiga jam produknya sudah sold out. Itupun masih banyak pengantri yang tidak kebagian.

A13F1565CD481AA8AB2D3E0EA0589ED5

27 pemikiran pada “Apple dan Steve Jobs

  1. aku udah niru pake sweater hitam, celana jeans sama sepatu new ballance kayak steve jobs, tapi tetep belom mampu beli produk apple 😀

      • Bukan bawanya yg rempung, misalnya ngga bisa suka2 ngedonlod lagu hehehe… kalau pake yg android, begitu saya denger lagu di “rumah” MP langsung deh otomatis didonlod…berburu lagu bisa di rumah teman2 *pengennya gratisaaan*
        Kalau neng epon mah semua hrs ke iTunes dulu, atau beli..jd ngga praktis, banyak apps yg hrs beli, buat ngedonlod adzan aja, mesti bayar saya aliran gretongan soalnya hehehe…
        Yg neng epon 5 modelnya ngga terlalu cantik jg mbak Ika..coba bandingkan sama Sam…S3, disini, ada pameran elektronik, dan si Sam..ng itu ebih baik, lebih bagus dr neng epon, apalagi dari hasil cetrak-cetreknya, soalnya saya khan lebih suka motret pakai HP… ya tapi kembali ke selera ya Mbak Ika…
        Pengalaman sih, kalau orang terbiasa pakai ipon, jarang ganti kelain hati 🙂

      • Hehee.. atau saya ngga tau cara cari yang gratis kali yaahh…. atau kebetulan apa-apa yg saya mau mesti bayar, sementara di android ngga perlu…:D
        Tapi kalau mbak Ika mau neng epon mah… coba aja mbak, jangan terpengaruh propokasi sayaahhh hehehe
        sekali lagi soal selera ya mbak..:)

  2. Maapkeun saya baru sempat mampir ke postingan yang merefer ke blog sayah..
    Just wondering Mba, apakah Apple masih akan bisa menemukan teknologi sefenomenal iPhone ke depan. Secara sepertinya Cook lebih ke optimizing rather than discovering gitu yak

Tinggalkan komentar